Pak Andre di teras ELFAST (courtesy cktanthii.blogspot.com) |
Di
era globalisasi ini Anda masih belepotan bicara bahasa Inggris? Waduh,
ke laut aja deh. Belajar bahasa Inggris bukan sekedar untuk gaya-gaya.
Pengetahuan dan informasi penting sebagian besar ditulis dalam bahasa
Inggris. Kalau tidak menguasainya, itu sama artinya seperti katak dalam
tempurung. Alias cetek dan kuper!
Tapi, biaya kursus bahasa Inggris saat ini mahal sekali. Sudah begitu,
belum tentu kualitasnya bagus. Kalau itu masalahnya, ada alternatif yang
lebih murah, namun kualitasnya masih cukup baik. Datanglah ke kampung
bahasa Inggris Pare. Ini adalah desa kecil yang terletak di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur.
Tak
sulit untuk menuju kampung ini. Kalau Anda tinggal di Jakarta atau
Bandung, bisa naik kereta api jurusan Surabaya. Sebelum kereta sampai di
Pasar Turi, Anda harus turun di stasiun Jombang, lalu diteruskan dengan
naik angkot menuju Pare. Perjalanan dengan angkot menuju Pare ini
memakan waktu sekitar satu jam. Alternatif lainnya, bisa menumpang
kereta jurusan Kediri. Dari kota rokok itu, perjalanan disambung dengan
naik angkot.
Apa istimewanya Pare dibanding tempat kursus bahasa Inggris di
kota-kota besar? Keunggulan utamanya sudah disebutkan di awal, yakni
biayanya lebih murah. Biaya kursus di Pare sekitar seperempat atau
seperlima dari tarif yang dipatok lembaga-lembaga pengajaran bahasa
Inggris terkenal seperti LIA dan ELTI. Biaya kursus untuk satu bulan
penuh dengan 40 kali pertemuan (sehari masuk dua kali) sekitar 100 ribu
rupiah per bulan. Itu untuk level pemula, kalau program tingkat lanjut
seperti TOEFL dan IELTS biayanya sekitar 200 ribu rupiah. Cukup murah
bukan?
Tapi, apakah kualitasnya sebanding dengan lembaga-lembaga terkenal
seperti LIA dan ELTI? Jawabannya tergantung, karena ada tempat kursus
yang sangat menjaga kualitasnya dan ada yang abal-abal. Lalu, bagaimana
dong caranya memilih tempat kursus yang baik dengan biaya ringan?
Tenang, itu akan saya jelaskan. Begini-begini saya hasil didikan kursus
di Pare juga loh!
Selain biaya kursus yang relatif ringan, pengeluaran untuk kebutuhan
sehari-hari juga tergolong murah. Misalnya, biaya kos (sharing) dipatok
sekitar 75 ribu rupiah per bulan. Untuk makan di warung dengan lauk
telur atau ikan sekitar 6000 ribu rupiah per porsi. Tak ada pengeluaran
ekstra untuk transportasi, karena tempat kursus bisa dijangkau dengan
jalan kaki saja. Atau kalau mau menyewa sepeda, tarifnya 30-50 ribu saja
per bulan. Pokoknya jauh lebih murah dibanding Jakarta, Bandung atau
Yogya!
Lembaga kursus tertua di Pare adalah BEC (Basic English Course) yang
usianya sekarang sudah menginjak 34 tahun. Ini adalah salah satu lembaga
kursus terbaik dan gedungnya paling megah pula. Sayangnya, untuk
mengikuti kelas-kelas di BEC kita harus mendaftar berbulan-bulan
sebelumnya. Ini tentu tidak praktis kalau Anda hanya punya waktu yang
sangat singat di Pare. Alternatifnya, Anda bisa memilih lembaga-lembaga
lain yang jumlahnya lebih dari 30 buah.
Kalau kemampuan bahasa Inggris Anda masih sangat dasar, saya sarankan
mengambil kelas privat. Mengapa? Jumlah siswa di tiap kelas biasanya
sangat besar, sekitar 20-30 orang. Ini sangat tidak ideal untuk belajar
bahasa asing, apalagi kalau kemampuannya masih sangat terbatas. Harap
dimaklumi, kelas yang besar ini adalah salah satu strategi untuk menekan
biaya supaya harganya tetap terjangkau. Program privat tingkat pemula
biayanya tidak terlalu besar. Siswa-siswa tingkat senior bahkan banyak
yang mampu memberikan kursus privat pemula ini. Supaya biayanya bisa
ditekan lagi, Anda bisa bergabung dengan 3-4 orang siswa lain membentuk
satu kelas kecil.
Khusus untuk tingkat pemula ini, ada cukup banyak lembaga yang
kompeten. Kalau ingin memperdalam percakapan, Anda bisa memilih
Daffodils. Kalau ingin mendalami tata bahasa, bisa pilih Mahesa, EECC
atau Smart. Bagi pelajar tingkat lanjut yang ingin mendalami TOEFL dan
IELTS, saya merekomendasikan ELFAST.
Jangan dikira semua pelajar yang menimba ilmu di Pare semuanya bisa
sukses cas cis cus dalam bahasa Inggris. Banyak yang gagal dan akhirnya
cuma lontang-lantung di sana. Saya berani bilang kalau kualitas
siswa-siswa di pare kini jauh menurun dibanding beberapa tahun lalu saat
saya belajar bahasa Inggris di sana. Bukan kualitas lembaga kursusnya
yang menurun, tapi kualitas siswanya!
Beberapa tahun lalu, siswa yang masuk level tiga bisa dibilang sudah
lancar berbahasa Inggris. Tapi sekarang, kualitasnya setara dengan level
satu di zaman dulu! Saya tidak berlebihan. Saya mengunjungi Pare
sekitar empat bulan lalu dan membandingkan dengan seksama kondisinya
saat saya belajar dulu. Inilah cerminan dari kualitas pendidikan kita
yang menurun.
Lalu, bagaimana caranya supanya bisa berhasil belajar bahasa Inggris?
Belajar bahasa tidak seperti belajar ilmu pertukangan. Butuh waktu
bertahun-tahun karena nilai rasa bahasa itu hanya bisa dipelajari dalam
waktu yang panjang. Jangan percaya kalau ada yang bilang lembaga anu
bisa membuat Anda lancar hanya dalam waktu tiga bulan. Kalau sekedar
percakapan ringan tentu bisa. Tapi, untuk mengusainya dengan baik dalam
tempo tiga bulan adalah klaim yang mustahil!
Waktu belajar bahasa Inggris dulu, saya hanya menghabiskan tak lebih
dari satu bulan di Pare. Tapi, itu saya lalukan setiap liburan semester
pendek. Selama sebulan itu, saya mempelajari dasar-dasar yang akan
diperdalam selama setahun dengan belajar sendiri. Bandingkan dengan gaya
belajar kebanyakan siswa-siswa di Pare sekarang. Mereka mengambil cuti
kuliah selama setahun hanya untuk kursus bahasa Inggris. Ternyata, masih
banyak yang gagal dengan cara itu. Mengapa? Karena mereka hanya belajar
rumus-rumus bahasa, tidak mencintainya dan tak pernah dibawa dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan cita rasa bahasa Inggris, kita perlu rajin-rajin
membaca koran bahasa Inggris, membaca buku-buku teks, menonton film dan
mendengarkan berita dalam bahasa Inggris. Rasanya, hal-hal itu bisa
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa perlu kursus yang panjang.
Bagi murid-murid sekolah dan mahasiswa, daripada luntang-lantung tidak
karuan pada waktu liburan, lebih baik mengisinya dengan belajar bahasa
Inggris di Pare. Tak perlu mengambil cuti bertahun-tahun. Kamu bisa
mempelajarinya dengan mudah asal dibawa dalam kehidupan sehari-hari.
Cukup luangkan waktu satu atau bulan saja di Pare, selebihnya praktikkan
sendiri. Mumpung waktu liburan sudah dekat, ayo ramai-ramai membuat
rencana liburan ke Pare!
Liburan Hemat Sambil Belajar Bahasa Inggris ~ easyBackpacking
0 komentar:
Posting Komentar